Teori Organisasi dan Konteks Sejarah
Teori Organisasi adalah
sebuah cabang ilmu sosial yang relatif muda, ia baru berkembang pada
akhir abad-19. Untuk sedikit lebih paham tentang sejarah perkembangannya
penulis menyajikan latar belakang singkat konteks sejarah dimana teori
organisasi sebagai sebuah cabang ilmu sosial dikembangkan.
Periode 1750-1870
Ciri utama (main features) situasi masyarakat pada waktu itu adalah adanya revolusi industri (1st industrial revolution, role of technology, invention of steam enggine in the UK). Sebagai salah satu kejadian paling penting sebelum abad kedua puluh ini, dalam kaitannya dengan teori organisasi. Revolusi
Industri dimulai pada abad kedelapan belas di Inggris, revolusi
tersebut menyeberangi Samudera Atlantik dan ke Amerika pada akhir perang
saudara. Revolusi tersebut mempunyai dua elemen utama di Amerika
Serikat. Kekuatan mesin telah menggantikan kekuatan manusia secara
cepat, dan pembangunan terusan dan rel kereta api dengan cepat mengubah
metode transportasi. Hasilnya adalah menyebarnya pendirian pabrik.
Pabrik-pabrik besar menggunakan kekuatan uap untuk menjalankan
beratus-ratus mesin secara efesien. Barang-barang jadi kemudian dapat
dikirimkan dengan murah melalui kapal atau kereta api keseluruh negara.
Dampaknya terhadap desain organisasi menjadi jelas yaitu penekanan
terhadap efisiensi.
Pembangunan pabrik membutuhkan
penciptaan yang terus-menerus dari struktur organisasi untuk
memungkinkan terjadinya proses produksi yang efisien. Pekerjaan harus
dirumuskan, arus pekerjaan harus ditetapkan, departemen diciptakan, dan
mekanisme koordinasi dikembangkan. Secara singkat, struktur organisasi
yang kompleks harus dirancang karena pengaruh lingkungan, politik dan
masyarakat. Model kepemimpinan dan bisnis administratif dikembangkan
pula. Adam Smith menulis buku tentang kemakmuran negara pada tahun 1776.
Buku tersebut membahas tentang keuntungan ekonomis dari pembagian kerja
pada industri paku. Smith mengatakan bahwa apabila sepuluh orang
pekerja masing-masing melakukan tugas spesialisasi, maka mereka dapat
menghasilkan kurang lebih empat puluh delapan ribu buah paku seharinya.
Namun demikian ia mengatakan jika masing-masing pekerja bekerja secara
terpisah dan bebas, kesepuluh orang pekerja tersebut dapat dikatakan
beruntung jika dapat membuat dua ratus atau sepuluh paku seharinya.
Smith kemudian membuat kesimpulan yang
sekarang diterima oleh para manajer sebagai suatu akal sehat, yaitu
pembagian kerja dapat menghasilkan efesiensi ekonomis yang mencolok.
Selain Smith dan juga Marx, kontribusi yang berpengaruh pada waktu itu
terhadap teori organisasi adalah pandangan Ralph C. Davis
(1928), yang memperkenalkan perspektif perencanaan rasional, yang
mengatakan bahwa struktur merupakan hasil logis dari tujuan-tujuan
organisasi. Davis mengatakan bahwa tujuan utama sebuah perusahaan adalah
pelayanan ekonomis. Tidak ada perusahaan yang dapat hidup jika tidak
memberikan nilai ekonomis. Nilai ekonomis ini dikembangkan melalui
aktivitas yang dilakukan oleh para anggotanya untuk menciptakan produk
atau jasa organisasi. Aktivitas-aktivitas tersebut kemudian
menghubungkan tujuan organisasi dengan hasilnya. Adalah pekerjaan
manajemen untuk mengelompokkan aktivitas-aktivitas tersebut sedemikian
rupa sehingga membentuk struktur organisasi. Davis kemudian
berkesimpulan bahwa dengan demikian struktur organisasi tergantung pada
tujuan-tujuan organisasi.
Perspektif perencanaan rasional
menawarkan sebuah model yang sederhana dan langsung untuk merancang
sebuah organisasi. Perencanaan formal manajemen menentukan tujuan-tujuan
organisasi. Tujuan-tujuan tersebut kemudian, dalam urutan yang logis,
menentukan pengembangan struktur, arus wewenang, serta hubungan lainnya.
Periode 1870-PD II (WW II)
Ciri utamanya (main
features) adalah basis pengembangan produksi dengan melakukan
diferensiasi tenaga kerja, mekanisasi pabrik dan penciptaan skala
ekonomi (production improvement based on diferentiation of labour,
mechanism and economy of scale) dengan membuat produk secara masal (mass
production), spesialisasi terhadap pekerjaan juga sudah dilakukan pada
waktu itu dan semakin dimanfaatkannya pemikiran rasional dari para
tenaga ahli administrasi bisnis. Pengaruh lingkungan sebagai faktor yang
berpengaruh menjadi pertimbangan bisnis, undang-undang dibuat dengan
memperhitungkan kepentingan kemanusiaan, studi tentang organisasi
berbasis pada negara, angkatan bersenjata dan gereja. Pada waktu itu
Mayo melakukan pengamatan terhadap para pekerja dengan percobaan
intensitas cahaya, pengaruhnya terhadap pekerja, yang ditemukan pada
percobaan tersebut adalah kesimpulan tentang faktor manusia pada
organisasi (human factor) dan organisasi informal yang kemudian menjadi
bintang pemandu (guiding star) yang paling berpengaruh terhadap
pengembangan paradigma teori organisasi neo-klasik.
Ide-ide yang menonjol tentang organisasi
pada waktu itu adalah tentang struktur, hirarki, aturan dan norma-norma
(Weber, dengan tipe idealnya), Max Weber menulis pada permulaan abad
ini dan telah mengembangkan sebuah model struktural yang ia katakan
sebagai alat yang paling efisien bagi organisasi-organisasi untuk
mencapai tujuantujuannya.
Ia menyebut struktur ideal ini sebagai
birokrasi. Struktur tersebut ditandai dengan adanya pembagian kerja,
sebuah hirarki wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang formal,
peraturan yang rinci, serta hubungan yang tidak didasarkan hubungan
pribadi (impersonal). Gambaran Weber tentang birokrasi telah menjadi
prototipe rancangan bagi kebanyakan struktur organisasi yang sekarang
ada. Saat itu mulai diidentifikasi pula tentang adanya kesamaan fungsi
pada semua organisasi (Fayol), identifikasi yang dilakukan oleh Fayol
sangat berpengaruh kepada cara pandang terhadap organisasi, bahwa tujuan
organisasi adalah agar tugas dapat dilaksanakan, organisasi membutuhkan
sebuah struktur yang mengatur agar pekerjaan-pekerjaan sejenis seperti
rekayasa, manufaktur dan penjualan dikelompokkan dalam bagian-bagian
tertentu.
Setelah Perang Dunia I dan reorganisasi General Motors Company oleh Alfred Sloan
dan mencapai puncaknya pada tahun 1950-an dengan didesentralisasinya
American General Electric Company oleh Jack Welch, model Fayol
diterapkan sebagai sebuah struktur yang disebut sebagai unit usaha. Hal
ini diterima sebagai usaha untuk menyeimbangkan antara kepentingan
intern untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan kepentingan
ekstern dimana pasar harus dapat dilayani. Sampai saat ini ia tetap
merupakan pendekatan yang diterima secara luas dan melandasi semua
pembahasan tentang menyeimbangkan kompetensi inti (core competencies)
dengan fokus pasar (market focus), juga karena perhatian dewasa ini
adalah dengan reengineering. Cara pandang Fayol, sebetulnya sudah
didahului oleh Fredrick yang Akbar raja Prusia yang mendefinisikan
konsep tentara modern, dia mengatakan bahwa tentara mempunyai tiga
bagian: invanteri berjalan, kaveleri menunggang, dan arteleri ditarik.
Dengan kata lain definisi sebuah organisasi adalah berdasarkan perbedaan
pekerjaan.
Konsep dasar ini melandasi semua
organisasi militer sampai Perang Dunia I dan dapat dikatakan sebagai
teori atau definisi pertama dari organisasi. Selain itu ia juga
merupakan konsep yang melandasi usaha pertama untuk mendefinisikan
organisasi perusahaan: yaitu teori usaha manufaktur yang dikembangkan Henry Fayol,
sekitar Perang Dunia I, yang pada waktu Kontribusi Fayol hanya sebatas
struktur dan pasar, tetapi tidak membatasi keyakinan kita bahwa sekarang
begitu banyak pendekatan yang berbeda muncul, tidak mengganti
pendekatan Fayol, tetapi melengkapinya, organisasi diatas semua itu
bersifat sosial yang mencerminkan nilai-nilai bukan sekedar alat, dan
dengan berbagai pendekatan tentunya akan ditemukan satu organisasi yang
ideal itu menjabat sebagai kepala pertambangan batu bara terbesar di
Eropa 8. Model bagi administrasi bisnis pada waktu itu oleh ilmuan
administrasi seperti Weber (1910), Taylor, Gilbraith, serta muncul pula
14 prinsip manajemen Fayol, Fayol menganalisis kegiatan manajemen
kedalam lima elemen: perencanaan, organisasi, komando (pengarahan),
koordinasi dan pengendalian, kerangka kerja analisis ini kemudian
dipakai dan dikembangkan oleh banyak sekali pengarang.
Sementara itu Mayo (1930); memberi
pemahaman awal tentang organisasi sebagai suatu kesatuan sistem,
kontribusinya didasari oleh suatu riset bukan hanya pengalaman pribadi,
dia mengalihkan perhatian dari masalah struktur dan pengendalian mekanis
ke faktor manusia yang mempengaruhi performa organisasi industri. Mayo
berkesimpulan bahwa masalah motivasi dan respons emosi yang diakibatkan
oleh situasi kerja lebih penting dari pengaturan logis dan rasional
dalam menentukan keluaran, ia juga berpendapat bahwa hubungan sosial
pada kelompok kerja adalah faktor terpenting yang mempengaruhi kepuasan
para pekerja atas pekerjaannya.
Periode PD II-1960
Situasi pada waktu itu menuntut
masyarakat untuk membangun kembali industri atau melakukan rebuilding
terhadap industri. Industri pasca PD II berkembang pesat dari segi Peter
F. Drucker, The Organization of the Future, 1996, p. 4. 14 prinsip
Fayol adalah: 1. Pembagian kerja dan spesialisasi, 2. Kekuasaan yang
seimbang dengan tanggung jawab, 3. Displin, 4. Kesatuan komando, 5.
Kesatuan arah, 6. Subordinasi kepentingan umum dan kepentingan pribadi,
7. Keseimbangan antara imbalan dengan upayanya, 8. Sentralisasi, 9.
Hirarki prinsip dan kesatuan lini, 10. Prinsip urutan (satu tempat bagi
setiap orang dan setiap orang pada tempatnya), 11. Kewajaran/keadilan,
12. Stabilitas masa jabatan personal, 13. Pentingnya inisiatif, 14.
Pentingnya semangat korps. kuantitatif, basis perencanaan bersifat
ekspansif, didasarkan pada data pertumbuhan, mekanisme pasar pada waktu
itu bercirikan adanya permintaan lebih besar dibanding penawaran
(demand > supply), adanya pasar penjual, dan rendahnya tekanan harga.
Sementara industri manufaktur pada waktu itu berkembang pesat dengan
dibangunnya kembali industri-industri yang melayani kebutuhan masyarakat
akan barang sehingga tercipta lapangan pekerjaan baru,
industri-industri berkompetisi dalam hal kapasitas produksi yang
optimum.
Organisasi-organisasi memfokuskan diri
pada peningkatan produktifitas lewat pembagian kerja yang baik,
mekanisasi kerja, dan peningkatan skala produksi. Tokoh yang menonjol
dalam menciptakan model pemikiran adalah Keynes, Simon (1940); membahas
teori pengambilan keputusan (theory on decision taking), Miller (1940);
dengan pendekatan sosio-tehnikalnya, termasuk anggota Tavistock
Institute of Relation di Inggris juga menunjukkan pentingnya perhatian
akan hambatan tehnologi dan kebutuhan manusia untuk memperoleh kebutuhan
hubungan sosialnya ketika mendesain struktur organisasi.
Dari hasil riset mereka muncul prinsip
optimalisasi gabungan sosial dan tehnik, dengan penekanan pada kebutuhan
untuk mencari bentuk organisasi yang dapat memenuhi kebutuhan tehnik
dan aspirasi manusia secara simultan. Pada waktu itu studi perilaku
(behavioural science) mulai dikembangkan. Studi perilaku yang terkenal
dilakukan oleh tiga pakar psikolog di Amerika yaitu Herzberg, McClelland
dan Maslow. Herzberg terkenal dengan pembedaannya antara motivator dan
apa yang disebut sebagai kesehatan kerja. Menurutnya motivator adalah
pekerjaan itu sendiri, prestasi, tanggung jawab, dan pengakuan,
sedangkan kesehatan adalah sesuatu yang tidak berfungsi sebagai
motivator, melainkan hanya menjaga pekerja dari perasaan tidak puas.
Faktor ini antara lain bayaran atau upah kerja, kondisi kerja dan
hubungan dengan penyelia. Kerja Herzberg telah mendorong diadakannya
eksperimen penting tentang pengayaan kerja dan meragukan efektivitas
dari banyak skema insentif keuangan.
Riset McClelland menekankan pentingnya
motivasi dalam performa kerja11. Sedangkan kontribusi Maslow yang
berpengaruh dalam pembahasan teori organisasi adalah penyusunan urutan
kebutuhan manusia dalam sistem hirarki. Hirarkinya didasari oleh
anggapan bahwa kebutuhan pokok seperti keinginan untuk bertahan dan rasa
aman adalah dasar motivasi, sedangkan urutan kebutuhan yang lebih
tinggi seperti rasa memiliki, penghargaan, prestasi dan aktualisasi diri
berfungsi sebagai motivator yang semakin penting pada masyarakat maju,
yaitu ketika keinginan untuk bertahan dan rasa aman tidak
dipermasalahkan lagi. Riset Maslow lainnya tentang perilaku, berupa
studi tentang kelompok kerja industrial dan motivasinya, studi tentang
kelompok kerja industrial, studi tentang faktor yang mempegaruhi
efektiftas organisasi, serta beberapa riset tentang perilaku manajerial
dan kepemimpinan (Robbins, 1994).
Periode 1960-1970
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
merupakan ciri utama pada periode ini, peningkatan skala produksi dengan
memperhatikan tingkat pengembalian (turn-over), dan internasionalisasi
organisasi13, di pasar persaingan makin terasa karena konsumen Herzberg,
1959, dalam Philip Sandler, Prnsip dan Kebijakan Organisasi, hlm.9. Mc
Clelland, 1969, ibid. Maslow, 1954, ibid. Lawrence dan Lorsch, 1967,
dalam Philip Sandler, Prinsip dan Kebijakan Organisasi, analisis mereka
terhadap perusahaan adalah kegiatan mendiferensiasi karena berhubungan
dengan pasar yang berbeda, dapat menyeleksi produk dengan pertimbangan
keragaman harga yang ditawarkan, produsen menciptakan diferensiasi
terhadap harga dalam kerangka melayani beragamnya preferensi konsumen.
Tehnologi yang ada pada waktu itu adalah aplikasi tehnologi yang
dikembangkan dalam kepentingan ekspansi produksi, sementara pengembangan
tehnologi baru masih sangat rendah.
Lingkungan kegiatan investasi pada waktu
itu berkembang pesat, industri perbankan menjadi bagian yang semakin
penting dalam dunia bisnis, yang memungkinkan terciptanya tingkat
kemakmuran yang tinggi, peningkatan kualitas kerja pada organisasi mulai
diperhatikan. Pada saat itu tekanan lingkungan terhadap organisasi
melalui kelompok-kelompok mulai terjadi dan implikasinya perusahaan
harus memperlakukan para pekerjanya dengan lebih manusiawi. Kompetisi
terjadi dalam hal harga, pengendalian intern agar terjadi efisiensi
melalui tindakan restrukturisasi, memindahkan tempat produksi di
negara-negara yang tingkat upahnya rendah, mengurangi integrasi
vertikal, meningkatkan mekanisasi, dan memperkecil range dari produk.
Organisasi pada waktu itu bertumpu pada
pemisahan antara bagian lini dan staf, antara bagian operasi dan
kontrol, perencana dan pelaksana, penciptaan produk yang kreasinya
semakin disederhanakan. Pekerjaan dilakukan dalam tugas-tugas berulang
(repetitive tasks). Kompleksitas organisasi diatur oleh prosedur yang
luas atau dengan birokrasi dan struktur yang fungsional14. Hal ini
menunjukkan bahwa organisasi pada waktu itu dikondisikan agar lebih
memperhatikan orientasi internal organisasi. namun pada saat yang sama
harus mengintegrasikan secara simultan berbagai kegiatan ini kedalam
satu organisasi yang koheren dan kohesif guna pengendalian dan
koordinasi. Rensis Likert, 1961, dalam Philip Sandler, Prinsip dan
Kebijakan Organisasi, memahami organisasi sebagai rangkaian grup yang
saling berkaitan.
Ide-ide yang berkembang pada waktu itu
menyatakan bahwa kesuksesan organisasi ditentukan oleh birokrasi yang
rasional dan manajemen yang kuat. Teori situasional (contingency),
dengan pemahaman akan pentingnya hasil eksternal, dikembangkan oleh
Pugh, Woodward, dan Minzberg. Joan Woodward dalam studinya mengenai
struktur organisasi dan tingkatan tehnologi, secara meyakinkan
menunjukkan bahwa tidak ada cara terbaik untuk mengorganisasi suatu
bisnis dan bahwa bentuk organisasi berdasarkan prinsip klasik, yang
menekankan kesatuan perintah, hirarki, dan kejelasan struktur, dalam
kenyataannya jarang dipraktekkan oleh perusahaan yang sukses. Hal yang
sama juga dilihat oleh Burns dan Stalker, mereka mendemonstrasikan bahwa
prinsip manajemen klasik berjalan dengan baik dalam perusahan yang
memiliki tehnologi tinggi, mapan dan pasar yang baik, tetapi tidak cocok
bagi perusahaan yang menghadapi keadaan perubahan setiap saat.
Pertimbangan efisiensi, spesialisasi,
hirarki, sangat mewarnai ide-ide dalam pengembangan teori organisasi
dekade ini. Selain itu, studi perilaku (behavioural science) pada
organisasi juga masih dikembangkan oleh para teoritikus, dan salah satu
tesis dari Duglas McGregor, menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang
manusia yaitu; pertama pada dasarnya negatif-Teori X, dan yang lainnya
pada dasarnya positif-Teori Y. Implikasi dari teori McGregor terhadap
teori organisasi adalah argumentasi bahwa asumsi-asumsi teori Y lebih
disukai dan asumsi-asumsi itu harus dapat membimbing para manajer guna
merancang organisasi mereka dan memotivasi pegawai-pegawainya.
Rice and Trist, 1963, dalam Philip
Sandler, Prnsip dan Kebijakan Organisasi, menekankan pada kebutuhan
mencari bentuk organisasi yang dapat memenuhi kebutuhan tehnik dan
aspirasi manusia secara simultan, merupakan kesimpulan hasil riset
mereka. Woodward 1965, dalam Philip Sadler, Prinsip Kebijakan dan
Organisasi. Gairah yang besar pada permulaan tahun 1960-an bagi
pengambilan keputusan partisipatif, penciptaan pekerjaan yang
bertanggungjawab dan menantang para pekerja, serta pengembangan hubungan
antar kelompok yang baik dapat ditelusuri dari saran McGregor agar
manajer mengikuti asumsi-asumsi teori Y.
Makin tingginya tingkat persaingan
internasional mendorong teoritisi menciptakan organisasi yang mampu
bersaing secara global, hasil studi yang terkenal dilakukan Ansof (1965)
dengan model perencanaan strategisnya (strategic planing) pada strategi
bersaing secara menyeluruh sebuah perusahaan dalam sebuah industri
(corporate strategy). Selain Ansof, karya klasik mengenai hubungan
antara strategi organisasi dan strukturnya dibuat oleh ahli sejarah dari
Harvard, Alfred Chandler yang dipublikasikan pada tahun 1960-an.
Dewasa ini, semua tulisan tentang
hubungan strategi dan struktur jelas dipengaruhi penilitian Chandler.
Chandler mempelajari hampir seratus perusahaan terbesar di Amerika
Serikat. Setelah menelusuri perkembangan organisasi-organisasi tersebut
dari tahun 1909 sampai 1959, termasuk didalamnya kasus-kasus historis
yang ekstensif dari perusahaan-perusahaan seperti Du Pont, General
Motors, Standart Oil Of New Jersey, dan Sears. Chandler menyimpulkan
bahwa perubahan strategi mengakibatkan terjadinya perubahan dalam
struktur sebuah organisasi. Seperti yang dikatakan oleh Chandler,
‘Strategi baru membutuhkan struktur yang baru atau, paling tidak
struktur yang diperbaharui jika perusahaan yang makin besar tersebut
harus dapat dioperasikan secara efisien…kecuali jika struktur tidak
mengikuti strategi, maka akan timbul ketidakefisienan.
Penulis subyek teori organisasi yang
berpengaruh pada priode 1960-1970 adalah McGregor, 1961, Chandler, 1962,
Cyert dan March 1963, Agryris, 1963, Simon, 1960 dan 1964, Likert,
Ansoff, 1965, Hutte, 1966, Lawrence and Lorsch, DeBono, 1967, Blake dan
Mouton, 1968.
Periode 1970-1980
Masa dimana perdagangan dunia mengalami
stagnasi, industri mengalami kelebihan kapasitas, hanya negara Jepang
yang tampil beda dengan konsep high quality tetapi harga produknya
rendah. Situasi persaingan pada waktu itu berdampak pada daur hidup
produk yang semakin pendek, dibarengi dengan krisis energi karena harga
minyak membubung tinggi dan berimplikasi terhadap tingkat suku bunga
bank yang tinggi sehingga dunia usaha pada waktu itu melakukan
restrukturisasi besar-besaran dan mengendalikan usaha mereka secara
ketat. Dengan demikian pada waktu itu sumbangan dunia kepada pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan mengalami penurunan.
Situasi pasar pada waktu itu sangat
memprihatinkan, daya beli masyarakat mengalami penurunan. Pasar
didominasi oleh pasar pembeli, tidak lagi didominasi oleh pasar penjual.
Hal ini mengindikasikan berkembangnya dunia usaha tidak berkembang
seperti dekade sebelumnya. Pesimisme terhadap masa depan dunia industri
terjadi karena munculnya berbagai krisis, dilain pihak memunculkan
kesadaran dalam masyarakat tentang penciptaan lingkungan kerja yang
lebih baik agar lebih tahan terhadap hantaman krisis yang terjadi.
Isu demokrasi adalah isu yang paling
menonjol dalam kehidupan bernegara, termasuk munculnya berbagai
organisasi yang berbasis demokratisasi. Determinan krisis yang menonjol
pada waktu itu, mendorong persaingan bertumpu pada kualitas bila tidak
ingin ditinggalkan pelanggan, dan perusahaan mulai melihat peluang baru
dengan kesadaran baru pula yaitu tingkat persaingan antar perusahaan
yang meluas. Dengan situasi persaingan yang terjadi, kemudian berdampak
padanya perubahan budaya organisasi dimana kualitas menjadi fokus
perhatian organisasi, dan lebih beriorientasi kepada konsumen serta
melakukan segala hal secara baik dan benar sejak awal demi menjaga
kualitas produk yang dihasilkan. Perusahaan-perusahaan pada umumnya
melakukan koordinasi kembali antara bagian tehnisi, produksi dan
pemasaran sebagai subyek hangat yang dibahas dalam teori organisasi pada
waktu itu. Solusi yang berkembang adalah penciptaan sistem informasi
yang memungkinkan organisasi cepat melakukan evaluasi, dan terjadi
komunikasi yang baik secara vertikal maupun horisontal dalam organisasi,
serta memungkinkan adanya monitoring terhadap proses produksi.
Dengan demikian orientasi organisasi
pada waktu itu adalah organisasi yang betul-betul fungsional dalam
mencapai kinerja yang berorientasi pada mutu. Ide-ide yang berkembang
sebagai konsep organisasi adalah pendekatan sistem, konsep Deming/Juran,
konsep quality thinking, kedekatan hubungan antara produsen dengan para
pelanggan, pentingnya komunikasi dan kerjasama, peningkatan kualitas
adalah jalan untuk meningkatkan efisiensi, keberhasilan ditentukan oleh
kualitas, struktur dan komponen-komponen manajemen. Ansof (1976),
mengembangkan hal ini dengan melanjutkan rumusan perencanaan strategis
menjadi sebuah stategi manajemen organisasi. Dengan kata lain ide-ide
tehnikal yang berkembang pada organisasi dekade ini adalah otomatisasi
dalam kegiatan produksi dan pemasaran, penciptaan organisasi yang
semakin simple, penciutan jumlah staf, memperpendek rute komunikasi,
integrasi dan desentralisasi, pengembangan yang sifatnya paralel, proyek
manajemen, gugus tugas, Just in Time (JIT), Manufacturing Resource
Planing (MRP) Manufacturing Resource Planing II (MRP II), OPT.
Penulis subyek teori organisasi yang berpengaruh pada periode 1970-1980 adalah Redin, 1971, Hersey, 1975, Blancard,1976.
Periode 1980-1990
Kondisi dunia usaha kembali kepada
keadaan yang lebih baik merupakan ciri utama periode ini. Pelanggan
dapat memilih berbagai alternatif dan hal ini dilakukan secara sadar
karena informasi pasar tentang spesifikasi sebuah produk sangat jelas.
Sektor industri yang berkembang pesat adalah perusahaan jasa. Kontribusi
industri manufaktur terhadap GNP megalami penurunan jika dibandingkan
dengan sumbangan yang diberikan oleh sektor jasa.
Pasar didominasi oleh pasar pembeli yang
berimplikasi kepada pelayanan konsumen dituntut adanya fleksibelitas
pelayanan perusahaan. Pembeli mempunyai kebiasaan memilih sehingga model
produk dan jasa yang diintrodusir ke pasar harus dibarengi dengan
konsep pelayanan yang cepat, dan siklus hidup produk yang semakin
diperpendek.
Manufacturing Resource Planing adalah
software manufaktur yang bermanfaat menolong manajemen menyelesaikan
persoalan bisnis dalam hal penyediaan informasi tentang persediaan,
material, kualitas, customer service, produktifitas, dan manajemen kas,
Alan D.Luber, 1991. Semakin penting untuk mengembangkan tehnologi karena
situasi persaingan yang semakin ketat. Tehnologi baru memberi peluang
kepada produk maupun proses pembuatannya untuk bersaing. Dengan demikian
investasi terhadap pengembangan tehnologi dan mesin penting untuk
dilakukan dalam dunia industri.
Situasi sosial pada waktu itu tidak lagi
menganggap industri sebagai sebuah kejahatan, pandangan negatif mulai
bergeser, industri ternyata dapat menciptakan kekayaan dan kemakmuran.
Trend yang umumnya terjadi pada waktu itu adalah restrukturalisasi
organisasi (organizational restructuring), kebijakan dunia industri
adalah kesatuan dalam kebijakan inovasi dan pengembangan tehnologi.
Situasi persaingan dekade ini bertumpu pada persaingan harga, kualitas,
dan kecepatan pelayanan. Konsumen mempunyai altenatif pilihan produk,
oleh karenanya kecepatan dan fleksibilitas pelayanan sangat penting.
Konsentrasi pada organisasi dekade ini bertumpu pada inovasi terhadap
proses dan produk. Implikasinya organisasi membentuk struktur yang
semakin datar (flat), mengurangi persediaan, jangka waktu proses
produksi dipersingkat, pengurangan beberapa komponen produksi yang
dianggap tidak perlu, dan melakukan evaluasi produk dengan cepat, serta
mengurangi konsentrasi untuk proyek-proyek yang dianggap membuang waktu
seperti inovasi dalam engineering dan pilot-pilot proyek, CAD/CAM.
Penulis teori organisasi periode
1980-1990 adalah Hofstede, Deming, 1980,Pascale dan Athos, De Siter,
1981, Te Hart, Petters dan Waterman, Ohmae, Ouchi, 1982, Mintsberg,
1983, Porter, Moss-Kanter, 1985 dan De Geus, 1988.
Periode 1990-Sekarang
Dekade ini ditandai
dengan berkembangnya konsep IT (institutional technology), penggunaan
tehnologi mendominasi semua aktivitas, dan merupakan kesadaran awal akan
pentingnya pengembangan tehnologi. Tehnologi yang bukan tehnologi inti
(core technology) ditransfer ke negara-negara dunia ketiga. Kegiatan
pasar difokuskan untuk perdagangan barang, jasa, sumber daya manusia,
dan modal. Organisasi dekade ini memandang pentingnya kerjasama antara
supplier dan pelanggan, oleh karena itu untuk mendapatkan dan
mempertahankan pelanggan organisasi harus betul-betul mendesain produk
secara baik sebelum dilepas ke pasaran.
Ide-ide yang berkembang pada organisasi
dekade ini adalah pemikiran tentang kompetensi mendasar yang harus
dimiliki organisasi, sistem manajemen yang terintegrasi, partisipasi dan
demokratisasi dalam organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar